Kamis, 05 Februari 2009

Marlin Kondang

Marlin Kondang

(Di panggung Kondang-In dalam GOR mewah nan megah, dengan setting lampu diredup-redupkan seperti tempat ajeb-ajeb. Di setiap pojok depan panggung, diletakkan api-api animasi dan mercon dengan bubuk mesiu berkadar tinggi, siap diledakkan untuk memusnahkan-eh, mengguncang penonton ketika pengumuman pemenang dibacakan. Latar belakang panggung dipasang monitor besar. Tribun penonton sengaja tidak dibuat, supaya penonoton bisa berjoged dengan leluasa)

Penonton : “Ayo kita keprok-keprok
Sekali lagi keprok-keprok
Walau hati susah
Karena semua mahal
Ayo kitaaaaaaaa……. keprok-keprok”
Beniqngo : Para penonton.. bapak-bapak, ibu-ibu semua yang ada di sini …
(Inul’s song)
Yuhu... Kembali lagi bersama saya Beniqngo, MC terbebek, tengik, dan dongo di acara Kondang In. Kita telah kedatangan senior Kondang-In lulusan terdahulu, tidak lain dia adalah ...Berak Obaba. Kita sambut...Berak Obaba.
Berak Obaba : Ehm ..ehm ..
Sodara-sodara sekalian! Ane akan tjurhat kepada ente bahlul.
Cinta ane kepada bangsa Indonesia kagak cuma ama karedok Menteng doank, tapi juga ama acara dangdut di Indomie-ar. Ente uda tau pan acara apaan ntuh?
Sejak ane seumur jambu pentil, ane ama engkong udah demen banget nonton acara Kondang-In. Asal ente tau aja yee, Kondang-In ini almamater ane. Ane lulus taon 1690 saka. Jadi waktu ane lagi sing a song, ente-ente masih kuncrit-kuncrit.
Beniqngo : Xie-xie Berak Obaba atas unek-uneknya, ini sangat bermakna untuk kita semua, para junior Kondang-In.
Penonton : (prok-prok-prok ...)
Beniqngo : Yuhuuuuu ...
Sekarang waktunya pengumuman siapa yang berhak menyandang predikat sebagai Ratu atau Raja Dangdut
Inilah dia sang juara kita ....(para pembawa medali ber –ancang-ancang dengan barang bawaannya)
Medali perak dibawa pulang oleh Agus Tonggos ...
Dan medali emas dibawa pulang oleh Wamena Wueleh-weleh ...
(sorak-sorai penonton)
Co. EO : Ayo guys....bersedia....siap...bawa medali ke depan.
(ditandai suara kentut salah satu pembawa medali)
Beniqngo : Dipersilakan kepada Berak Obaba untuk menyerahkan penghargaan sekaligus kunci mobil BMW 3210i kepada juara pertama, dan kunci sepeda motor bebek MIO kepada pemenang kedua.
(back sound : Alangkah gagah, alangkah bangganya ...
Selamat kawanku aku pun bersuka ...
Kau jadi pemenang, aku tiru kamu ...
Junjunglah namamu pemenang yang jitu ...)

(Terdengar keributan di belakang panggung, dan tiba-tiba produser acara Kondang-In naik ke atas panggung dan memberikan selembar kertas remidi kepada Beniqngo)

Beniqngo : Maaf telah terjadi kesalahan teknis, pemenang pertama adalah Marlin Kondang bukan Wamena Wueleh-weleh ...
Mohon maaf sekali lagi.

(Seketika itu juga terlihat wajah Wamena abang dluwang dan langsung mblasur di lantai panggung. Sesaat terjadi keributan besar di dalam GOR dan terpaksa acara segera ditutup dengan keputusan terakhir: pemenang kedua tetap Agus Tonggos dan pemenang pertama Marlin Kondang)

(Pagi hari di bangsal rumah sakit)
Wamena : Aku di mana, dengan siapa, semalam terjadi apa? (Kangen band’s song)
Marlin : Maaf ... maafkan diriku, yang telah membuat dirimu terkapar ...
(Rio Febrian’s song)
Wamena : Apa torang kata?
Marlin : Dik ...beta pinta...janganlah engkau sedih..ho..ho...(Wali’s band song)
sebenarnya kau bukanlah pemenang pertama, aku yang seharusnya jadi juara.
Wamena : Omijot!! (baca: Oh my God) Apah?! Jadi, keta tidak jadi dapat mobil kinclong itu? (Wamena shock)
(back sound: aku hancur ... ku terluka …”Yovie &Nuno’s song”)
Marlin : Husssssst ... dengar dulu apa ku kata. Aku rela memberikan apapun milikku, karena di mataku kau tetap nomor satu.
(tangan Marlin yang belum –cebok setelah buang air kecil, menutup mulut Wamena)
Would you marry me?
Yang… hiduplah denganku … aku mohon kau menikah denganku …
(Glen Fredly feat Dewi Sandra’s song)
Wamena : Ho’oh keta juga sudah lama cinta torang.

(Wamena dan Marlin menikah, resepsi diadakan di Lapangan Brubahan yang disulap hampir persis sama dengan Taman Gantung Babylon (sama ancurnya). Terlihat Wamena dan Marlin sibuk berjabat tangan dengan para tamu)

Wamena : Mas, keta pengen ketemu Bundo torang di tanah Sumatera sana
Ayolah, ajak keta ketemu Bundo ...
(Wamena menatap Marlin dengan pandangan penuh harap)
Marlin : Dik, sebenarnya aku juga ingin mempertemukan kau dengan Bundo, tapi ada sesuatu yang kau belun tau .
Wamena : Apo itu? Jujurlah padaku ... (Raja’s band song)
Marlin : Sebenarnya aku sudah ado jodoh oleh Bundo, namanyo Cingkarimpingsut. Dio anak datuk di desoku sana. Bundo sudah sepakat dengan datuk untuk menikahkan aku dengan Cingkarimpingsut tahun depan.
Wamena : Teganya-teganya oh sungguh teganya dirimu ... (Kristina’s song)
Kenapa torang tidak berkata terus terang saja pada keta?
Kita sudah tuwek masa mau ikut acara backstreet kaya anak muda? Keta tidak mau seperti itu .
Marlin : Slow down beibih ...
Pasti ado jalan -untuak keluar dari ini semua .
Rencananyo besok diriku mau telepon bundo, mau mengabarkan cerita cinta kita, adik doakan saja supaya bundo mau merestui kito .


Keesokan harinya pukul 10.00 WIB di wartel.
(Kriiiiiiiiiiingg .........!!!!) ( suara telepon bundo Marlin berbunyi)
Bundo : Haluuuuu ...! Siapo di sono? (Bundo tidak mengenali suara Marlin setelah sekian lama tidak berkomunikasi)
Marlin : Bundoooo... Ini Marlin Kondang anak kesayangan Bundo,
Bundo sudah lupa denganku?
Bundo : (sesaat hening)
Marlin....?
Anakku?
Marlin : Iyo Bundo ... hiks ... hiks …
Marlin kangen ama sambel trasi buatan Bundo.
Kangen ditemani tidur ama Bundo.
Kangen segalanyo tentang Bundo.
(suara Marlin terdengar mendayu-dayu)
Bundo : Yongkruu! Bundo tau itu.
By the way, ado apo Marlin telepon Bundo?
Marlin : Bundo, maafkan Marlin. Marlin di sini sudah menikah dengan wanita pilihan hati, namanyo Wamena Wueleh-weleh, dio sangat cantik, anak Gubernur Papua.
Bundo : Apo kata? Kamu suda menikah dengan anak Papua? Bundo pan sudah bilang, jaga cintamu untuk Cikaringinging, dio wanita paling tepat untuk kau. Sekalipun Wamena wanita punya kulit putih di Papua, Bundo tetap tidak mau kau menikah dengan wanita selain Cikaringinging.
Marlin : Tapi Bundo ... Marlin sudah terlanjur cinta ama Wamena. Apalagi kata dokter, Wamena sedang mengandung anak Marlin. Bundo, sebentar lagi punya cucu imut (item-mutlak), apo Bundo tidak suko?
Bundo : Dengar Marlin, Bundo sangat kuciwo dengan perbuatanmu yang menikah tanpo restu Bundo.
Terserah ... kali ini sungguh ku tak akan peduli ... Ku tak sanggup lagi menjadi Bundo kau ...(Glen Fredly’s song)
Bundo akan hukum kamu jadi batu marmer untuk menebus rasa malu Bundo pada datuk!
Marlin : Bundoooo ...
STOP! Jangan lakukan itu. Tolong.

Seketika itu juga, Marlin Kondang yang semlohai aduhai molehnya berubah menjadi batu marmer nan kinclong dengan pose eksotik, dan terjadi kegaduhan sesaat dalam wartel itu. Setelah penjaga wartel mengetahui bahwa telah terjadi momen yang tidak masuk akal, yaitu orang ngepet jadi patung, tiba-tiba penjaga wartel itu bereinkarnasi menjadi Odah di sitkom OB. Dia ingin mendapatkan keuntungan dari patung itu.
Akhirnya dalam sebuah malam, saat tidur dia mendapat wangsit dari Nini Erot untuk melelang patung Marlin itu dengan harga berjeti-jeti. Adanya patung Si Marlin sempat menggemparkan desa. Setiap harinya pasti ada wartawan yang datang untuk mewawancarai penjaga wartel itu dan pastinya menggambil gambar patung itu. Esok harinya patung Marlin Kondang dijadikan headline di koran KOMPOS.
Bundo Marlin di tanah Sumatera sana meskipun sudah tuwek dan keriput, tetapi tetap saja up to date beritanya, karena Bundo Marlin berlangganan koran KOMPOS yang selalu memuat berita-berita hot.
Bundo Marlin yang sedang stand by di depan rumah menunggu penjual sayur keliling shock melihat koran yang ada di balik pot.

Bundo : Astaganaga!!o mijot!!buju buneng siti maemunah!
Ih woouuw..Patung seeksotik ini cuma dijual 2 jeti. Itu sih kecil buat gue, jual sawah 2 ubin juga udah kelar. Gue ikut ah!Besok gue ke warnet buat sign up.

Keesokan harinya, Bundo Marlin sign up untuk mendaftar di acara pelelanagn agung itu. Tak lama kemudian Bundo mendapatkan panggilan ke Jakarta.

Di tempat pelelangan, Jakarta
Bundo :Horaaay!Gue bilang jaga apa. Gue pasti keterima jadi salah satu kandidat pelelangan itu.
MC : Hai Bro!!Kita mulai dari angka berapa?
(Tawar-menawarpun terjadi)
Bundo : (cung!), berhubung ini tanggal 31 januari, gue pasang 31 jeti.
MC : Gimana bro? Ada yang berani di atas 31 jeti?
(Ampleng, sunyi senyap)
MC : Ih wooouuw, Amazing!! Bro, kita hitung ya ampe hitungan ketiga. Kalau ga ada yang nawar berarti patung ini akan dibawa pulang oleh Bundo, dari Ranah Minang ini. Kita hitung sama-sama, yi(satu)......er(dua)......san(tiga)!
Wouw yeah! Akhirnya patung ini terjual dengan harga 31 jeti dan pemiliknya adalah Bundo. Congratulation Bundo.....

Di sisi lain, Berak Obaba berniat untuk pulang ke Amerika, karena di belahan bumi Barat terjadi kericuhan antara partai X dan partai Y. Tapi Berak Obaba merasa janggal karena tidak membawa apa-apa dari Indonesia. Oleh karena itu, dia pergi berbelanja wisata ke ranah Minang.
Ketika Berak Obaba sedang asyik-asyiknya melihat pemandangan jazirah Aceh, tiba-tiba dia kepincut dengan seorang nelayan yang sedang hunting tempenyol.

Berak Obaba : Excuse me..Ane mau tanye, di sini tempat.










Disusun oleh :
1. Eka Susilowati / 16
2. Faizah Khusnayain W. / 20
3. Gesit Kusuma Wardhani / 21
4. Prisna Kusumadewi / 29
5. Rizki Puspitasari / 33

0 komentar:

chat yuk


Free shoutbox @ ShoutMix